Jumat, 10 Juni 2011

Pengelolaan Kelas

Meningkatkan Kecakapan Hidup Siswa Kelas VI MI Hasyim Asy’ari Melalui Pembelajaran Mata Pelajaran Tematik Dengan Model Pembelajaran Terpadu (Model Jaring Laba-Laba/Webbed Modle)

Latar Belakang Masalah
Dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang terdapat di dalam PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa setiap kelompok mata pelajaran (KMP) dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-masing KMP mempengaruhi pemahaman atau penghayatan peserta didik. Pelaksanaan pendidikan secara holistik dimaksudkan agar proses pembelajaran dalam satu KMP bersifat terpadu dalam mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Namun selama ini pelaksanaan pembelajaran di satuan-satuan pendidikan kesetaraan dilaksanakan secara terpisah antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya. Hal ini disebabkan antara lain standar isi mata pelajaran tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan terpisah-pisah.
Model Pembelajaran Terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Dalam hal ini siswa juga akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menhubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat, dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal bagi siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
Teknik pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan mengembangkan suatu topik pada suatu mata pelajaran, kemudian topik tersebut dikaitkan dengan mata pelajaran lain yang memiliki tema sama. Misalnya ketika peserta didik mempelajari materi pelajaran matematika bisa diintegrasikan dengan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan/atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan sebaliknya. Dalam memadukan materi pelajaran tidak dibatasi oleh kelas/semester tertentu, tetapi masih pada derajat yang sama. Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran, missal Matematika, Bahasa, IPA, dan IPS. Cara ini biasanya dilakukan dengan memadukan topik-topik (tema-tema) menjdi satu kesatuan yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar. Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-materi yang ada pada kuirkulum. Selanjutya tema dasar tersebut dikembangkan menjadi banyak tema yang disebut unit tema (sub tema). Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Inquiry (penemuan terbimbing) dengan menggunakan strategi integrasi materi/mata pelajaran, sedangkan jenis evaluasi yang digunakan adalah evaluasi otentik
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran terpadu  adalah:
1.      Siswa dan guru menentukan tema mata pelajaran IPA Paket A kelas VI. Standar Kompetensi  : Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Sedangkan Kompetensi Dasar:  Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Kemudian uru mata pelajaran dapat memadukan materi ini dengan mata pelajaran matematika kelas VI, yaitu untuk kompetensi dasar mengumpulkan dan membaca data. Dan guru juga dapat memadukan materi tersebut dengan mata pelajaran IPS kelas IV, yakni untuk kompetensi dasar mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya. 

2.      Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa yang memiliki latar belakang kemampuan pengetahuan sikap dan keterampilan yang berbeda. Masing-masing kelompok mendiskusikan mata pelajaran IPA tentang hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, mata pelajaran Matematika tentang mengumpulkan dan membaca data, dan mata pelajaran IPS tentang kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya.

3.      Setiap kelompok mengumpulkan/menggali informasi melalui kegiatan diskusi, membaca sumber (buku paket), pengamatan dalam kehidupan sehari-hari yang pernah dialami oleh siswa yang berhubungan dengan tema masing-masing materi, informasi yang di peroleh kemudian diolah untuk dijadikan sebuah laporan. Dan tiap individu dari masing-masing kelompok mencatat hasil laporannya.

4.      Selanjutnya setiap kelompok mengaitkan/mencari keterkaitan hubungan meteri dari 3 mata pelajaran tersebut, sehingga tiap siswa bisa mengambil hasil yang bermakna dari pembelajaran. Sedangkan guru menjadi pembimbing selama proses pembelajaran berlangsung

5.      Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk membacakan hasil laporannya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. Dan kelompok yang paling bagus dan kreatif dalam merencanakan, mengekplorasi, dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan akan mendapatkan penghargaan dari guru.

6.      Siswa bersama guru mengidentifikasi hasil laporan, kemudian guru memberi penguatan materi.

7.      Guru mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. Dan aspek yang dievaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

8.      Teknik evaluasi yang digunakan adalah Observasi (mengamati prilaku hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar cek atau skala penilaian dan tes prestasi siswa baku atau buatan guru (tes dan non tes).


0 komentar:

Posting Komentar